6 Tahap Penyelenggaraan E-Learning di Eropa
6 Tahap Penyelenggaraan E-Learning di Eropa – Sangat tidak mudah melaksanakan sistem pembelajaran online atau E-Learning di Eropa. Karena sejatinya wilayah tersebut memiliki tingkat kecerdasan yang begitu bagus mulai dari Sekolah Dasar (SD). Namun sejak kemunculan wabah COVID-19, semua negara memutuskan untuk melakukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di rumah.
Efquel – Dibutuhkan pondasi yang begitu matang agar program E-Learning bisa berjalan secara maksimal. Peranan para guru atau tenaga pendidik sangat penting sekali. Terlebih bagi mereka yang sudah menguasai ilmu pendidikan di bidang teknologi. Tentunya aktivitas yang dijalankan akan menghasilkan berbagai kepuasan. Dan untuk melancarkan penyelenggaraan program tersebut, adapun beberapa tahap yang perlu diperhatikan, antara lain;
1. Menganalisis Target Sesuai Tujuan
Setiap sekolah di Eropa sangat tidak bisa langsung menerapkan sistem pembelajaran dengan metode E-Learning tanpa memiliki tujuan tertentu. Maka dari itu dibutuhkan analisis target yang sesuai tujuan agar apa yang diimpikan semakin mudah tercapai. Sementara itu juga perlu mempertimbangkan sarana dan prasarana agar semua siswa mampu mengikuti KBM secara wajar. Dalam hal ini, peranan para teknisi sangat penting demi melancarkan aktivitas belajar.
2. Mengembangkan Sistem Pembelajaran
Jika melihat dari berbagai analisis yang sudah ada, semua pihak sekolah harus mampu mengembangkan sistem pembelajaran. Di dalamnya harus meliputi grand design yang akan mempermudah para siswa untuk menyerap semua metode pembelajaran terbaru. Para guru juga harus memiliki kajian tentang mekanisme pembayaran, pengelolaan hingga pelaksanaan. Dengan begitu rencana pelaksanaan E-Learning bakal berjalan sesuai target.
3. Mempersiapkan Fasilitas yang Mendukung
Hal yang paling penting agar E-Learning berjalan sesuai rencana yaitu pihak sekolah wajib mempersiapkan fasilitas yang mendukung. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan hal yang paling vital. Karena pembelajaran via online sangat berbeda jauh dengan pembelajaran tatap muka. Itu artinya pihak sekolah harus memfasilitasi perangkat komputer atau laptop, konektivitas internet, kamera dan lain – lain.
4. Mempertimbangkan SDM Pelaksana
Pada tahap ini pihak sekolah tidak boleh melupakan untuk terus mempertimbangkan Sumber Daya Manusia (SDM) pelaksana. Dimana orang yang bertugas pada hal ini wajib memiliki paradigma yang kuat dan didukung dengan skill yang mumpuni. Karena sistem pembelajaran tersebut hanya akan berpusat pada siswa. Pada intinya semua peserta didik harus berperan lebih aktif agar tidak ketinggalan pelajaran.
5. Mengimplementasikan Pemilihan Teknologi
Perlu diketahui bahwa pembelajaran E-Learning atau berbasis online tak cukup memerlukan media komputer saja. Akan tetapi semua sekolah di Eropa harus mampu mengimplementasikan pemilihan teknologi terbaik saat ini. Dimana pada umumnya, produk Learning Management System (LMS) wajib ada. Tujuan utamanya yaitu agar proses instalasi mulai dari para teknisi, media pembelajaran dan sarana lain yang mendukung terus memudahkan program KBM.
6. Membuat Sistem Terpadu
Dan tahap yang paling akhir yakni membuat sistem terpadu. Karena selama ini beberapa sekolah di Eropa masih mengandalkan media pembelajaran secara klasik. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa peserta didik mulai mendalami proses KBM via online. Memadukan grand design dan rancangan pembelajaran yang sesuai bisa mempercepat adaptasi belajar pada siswa. Maka dari itu para teknisi memang harus selalu ada untuk bertugas sebagai antisipator apabila terjadi masalah selama proses KBM Berlangsung.
Secara umum, keenam tahap di atas bisa dijadikan acuan penting untuk menerapkan pembelajaran E-Learning di Eropa. Apabila hal tersebut berjalan lancar, maka proses KBM akan selalu memberikan banyak dampak positif bagi peserta diri dan tenaga pendidik.